Pada tanggal 16 Desember 2009 itu, posisi bulan baru terjadi tepat pada pukul 19.02 WIB (GMT+07.00), atau pukul tujuh malam. Artinya ketika malam sudah tiba di kawasan Indonesia bagian Barat, bulan baru berada pada garis lurus antara Matahari-Bumi.
Karena malam sudah tiba, artinya pula dari kawasan Indonesia Barat, matahari sudah terbenam di bawah ufuk. Pada pukul tujuh malam, tentu saja Bulan juga berada di bawah ufuk, atau tidak dapat dilihat dengan mata telanjang bagi mereka yang tinggal di kawasan Indonesia Barat.
Keesokan harinya, pada tanggal 17 Desember, posisi bulan sudah sedikit bergeser, karena pergerakannya mengelilingi bumi. Pergeseran ini menyebabkan posisi bulan muncul di atas ufuk ketika Matahari terbenam pada tanggal 17 Desember 2009. Dalam khazanah Islam, peristiwa inilah yang disebut dengan terjadinya Hilal. Secara kasat mata, mungkin Hilal akan sulit terlihat, karena bulan baru terlihat sebagai sebuah lengkungan sabit tipis. Posisi Hilal yang dekat dengan Matahari membuat Hilal semakin sulit dilihat dengan mata telanjang. Walaupun demikian, secara hukum fiqih Islam, bulan baru sudah datang. Dalam konteks bulan Desember 2009, bulan baru yang datang adalah bulan Muharram 1431 H.
Selamat Tahun Baru!
Nah, tanggal 1 Muharram dihitung bertepatan dengan tanggal 18 Desember 2009, walaupun Hilal sudah terjadi pada petang hari tanggal 17 Desember. Karena itu, biasanya pergantian hari dalam kalender Hijriah terjadi pada waktu Maghrib, bukan pada pukul 00.00 tengah malam. Karena itu pula lah, biasanya ibadah sholat tarawih selalu dimulai pada malam hari sebelum keesokan harinya ummat Islam mulai melaksanakan ibadah puasa hari pertama.
Jika saja new moon terjadi pada tanggal 16 Desember sebelum pukul 19.02 WIB, katakanlah pukul 10.00 WIB, maka pada sore hari tanggal 16 Desember 2009 Hilal mungkin sudah dapat dilihat. Jika memang ini betul terjadi, maka bulan baru Muharram jatuh pada tanggal 17 Desember 2009.
Ada kemungkinan juga new moon terjadi pada pukul 15.00 WIB. Jika ini terjadi, maka pada petang hari, Hilal akan sangat sulit terlihat dari kawasan Indonesia Barat. Kurang lebih pukul 00.00 WIB tengah malam di kawasan Indonesia Barat, di kawasan lain di bumi ini (kira-kira di wilayah Perancis, Spanyol, Maroko, dan Afrika Barat) mungkin sudah dapat melihat Hilal ketika terbenam, sekalipun mereka masih mengalami tanggal 16 Desember.
Kondisi seperti inilah yang kadang menimbulkan perbedaan dimulainya awal bulan Hijriyah. Dalam contoh di atas, kawasan Indonesia Barat ketika terbenam tanggal 16 Desember belum dapat melihat Hilal, sementara di Maroko pada tanggal masehi yang sama, 16 Desember, sudah dapat melihat Hilal. Artinya Maroko menjalani tanggal 1 Muharram pada tanggal 17 Desember, sementara Indonesia masih harus menunggu satu hari lagi, ketika pada petang hari tanggal 17 Desember mereka baru dapat melihat Hilal.
Walau begitu, beberapa ahli fiqih Islam sudah mulai mengusulkan sebuah mekanisme sederhana untuk menyeragamkan awal bulan Hijriah.
Sebagai informasi tambahan, berikut ini gambar fase bulan sepanjang bulan Desember 2009 yang diambil dari situs CalSky.
No comments:
Post a Comment