Saturday, January 21, 2017

Why me?

Pernah nggak kepikiran buat nanya, "Kenapa gue?" waktu lagi seneng, atau waktu bisa ngerasain santai akhir pekan? Ketika lagi suasana senang, jarang kepikiran buat bertanya, "Kenapa aku sih yang mengalami kesenangan ini? Kenapa kok bukan orang lain?"



Buat sebagian orang, mungkin pertanyaan itu pernah terlintas. Tapi kemudian dilanjutkan dengan pemikiran, "Ah, ngapain mikirin orang lain. Toh mereka juga nggak pernah peduli sama gue. Salah sendiri mereka susah."

Secara nggak langsung, pemikiran seperti itu menempatkan diri pada posisi orang yang sombong. Merasa bahwa suasana senang yang sedang dijalani adalah buah hasil tangan dan hasil jerih payah diri sendiri. Ngerasa nggak ada campur tangan orang lain.

Padahal, apa pun yang dialami setiap orang, selalu ada campur tangan pihak lain. Kalo pun bukan manusia yang terlibat, kalo pun seseorang berjuang sendiri mencapai kesuksesan hidup, nggak akan bisa diingkari bahwa semua itu bisa terjadi karena Allah kasih kemudahan buat dia bisa menggapai sukses. Sederhana aja mikirnya. Seandainya aja Allah kasih dia sakit, apa iya dia bisa menikmati hasil jerih payah dia selama ini? Seandainya aja Allah menghendaki dia nggak bangun setelah tidur malam hari, apa dia bisa membangunkan dirinya sendiri untuk melanjutkan upaya kerja keras menggapai sukses? Dan kalo diterusin, pada ujungnya akan ketemu sama waktu dia dilahirkan ke dunia ini.

Apa pernah dia minta sama Allah untuk dilahirkan hidup ke dunia ini?

Semuanya terjadi atas kehendak dan atas ijin dari Allah.

Coba sekarang dipikir kalo kejadiannya berbeda. Seandainya Allah menghendaki upaya jerih payah dia selama ini nggak berhasil mencapai sukses, apa kira-kira yang terjadi? Kebanyakan orang dalam suasana seperti itu baru bakalan nanya, "Kenapa sih gue nggak sukses, setelah kerja keras segini kerasnya? Kenapa kok ada orang yang cuma kerja dikit bisa kaya? Kenapa gue udah banting tulang masih aja begini-begini aja?"

Sedikit dibalik suasananya, dari senang ke susah sedikiiit aja, kebanyakan manusia udah nanya, "Kenapa gue sih yang ngerasain kesulitan hidup ini? Kenapa bukan orang lain?"

Beda banget kalo suasananya sukses. Jarang orang yang kepikiran buat nanya, "Kenapa kok gue sukses? Kenapa bukan orang lain aja yang ngerasain sukses?"

Ada beberapa ayat dalam al-Quran yang isinya kurang lebih menggambarkan suasana batin manusia seperti di atas. Saat mendapatkan kesuksesan, lupa sama orang lain. Apalagi kalo orang lain yang dianggap pernah bikin dia repot. Saat manusia sukses, dia merasa semua itu hasil kerja kerasnya sendirian, nggak ada campur tangan siapa-siapa. Saat lagi dirundung kesulitan, mulai dia keluh kesah. Lupa kalo susah senang itu nggak bakalan bisa pernah lepas dari keterlibatan Allah. 

No comments:

Post a Comment