Bulan Syawal 1433 H diawali dengan terjadinya Ijtimak atau Konjungsi Geosentris pada hari Jumat, 17 Agustus 2012 pukul 22:54:23 WIB (GMT+0700). Hilal yang menandai awal bulan Syawal akan diamati melalui kegiatan Rukyatul Hilal pada senja hari terdekat berikutnya setelah Ijtimak, yaitu pada sore hari tanggal 18 Agustus 2012.
Data perhitungan ketinggian Hilal untuk beberapa lokasi pengamatan Hilal dirangkum dalam tabel berikut ini. Data-data dihitung untuk beberapa lokasi pengamatan Hilal, dan dihitung dengan bantuan perangkat lunak PyEphem.
Dari data-data dalam tabel dapat diamati bahwa ketinggian Hilal di seluruh lokasi pengamatan sudah mencukupi kriteria minimum untuk dirukyat. Ketinggian Hilal paling rendah insya Allah diamati di Biak dengan ketinggian Hilal 5 derajat, 29 menit, dan 18,6 detik busur di atas ufuk. Lokasi-lokasi lainnya dapat merukyat Hilal pada ketinggian yang lebih besar.
Berdasarkan data di dalam tabel, kemungkinan besar awal bulan Syawal 1433 H untuk wilayah Indonesia akan dimulai pada saat Matahari terbenam (Maghrib) tanggal 18 Agustus 2012. Dalam kalimat lain, Hari Raya Idul Fitri 1433 H kemungkinan besar bertepatan dengan tanggal 19 Agustus 2012.
Namun demikian, keputusan akhir dimulainya awal bulan Syawal 1433 H untuk wilayah Indonesia akan ditentukan dari hasil pengamatan nyata Rukyatul Hilal di lapangan, sebab pengamatan Hilal sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, kondisi atmosfer, dan pengaruh polusi udara.
Data perhitungan ketinggian Hilal untuk beberapa lokasi pengamatan Hilal dirangkum dalam tabel berikut ini. Data-data dihitung untuk beberapa lokasi pengamatan Hilal, dan dihitung dengan bantuan perangkat lunak PyEphem.
Lokasi | Waktu Terbenam Matahari (GM+0700) | Ketinggian Hilal (derajat:menit:detik) |
Separasi Hilal-Matahari (derajat:menit:detik) |
Fraksi iluminasi Bulan (%) |
Bandung | 17:49:08 | 7:10:22.9 | 10:06:12.3 | 0.95% |
Bangkalan | 17:28:29 | 6:57:55.4 | 9:54:56.1 | 0.92% |
Biak | 16:00:34 | 5:29:18.6 | 9:24:08.3 | 0.81% |
Cakung | 17:52:38 | 7:03:51.7 | 10:06:32.1 | 0.96% |
Kudus | 17:37:25 | 6:59:26.0 | 9:59:18.5 | 0.94% |
Kupang | 16:42:14 | 6:57:11.9 | 9:31:12.9 | 0.86% |
Lampung | 18:00:15 | 7:00:41.7 | 10:11:01.6 | 0.97% |
Lhok Ngah |
18:50:05 | 5:51:41.9 | 10:46:28.3 | 1.03% |
Makassar | 17:03:40 | 6:31:33.8 | 9:46:14.2 | 0.89% |
Mataram | 17:13:50 | 7:02:21.6 | 9:46:41.0 | 0.90% |
Medan | 18:34:37 | 6:02:10.1 | 10:37:08.4 | 1.01% |
Pameungpeuk | 17:48:16 | 7:12:58.0 | 10:02:54.7 | 0.95% |
Parangkusumo | 17:37:23 | 7:10:03.1 | 9:57:41.4 | 0.94% |
Pelabuhan Ratu |
17:53:21 | 7:10:58.1 | 10:05:57.9 | 0.96% |
Pontianak | 17:49:19 | 6:11:46.8 | 10:12:38.2 | 0.95% |
Riau | 18:20:09 | 6:22:17.9 | 10:26:48.6 | 0.99% |
Yogyakarta | 17:37:23 | 7:10:08.2 | 9:57:44.8 | 0.94% |
Dari data-data dalam tabel dapat diamati bahwa ketinggian Hilal di seluruh lokasi pengamatan sudah mencukupi kriteria minimum untuk dirukyat. Ketinggian Hilal paling rendah insya Allah diamati di Biak dengan ketinggian Hilal 5 derajat, 29 menit, dan 18,6 detik busur di atas ufuk. Lokasi-lokasi lainnya dapat merukyat Hilal pada ketinggian yang lebih besar.
Berdasarkan data di dalam tabel, kemungkinan besar awal bulan Syawal 1433 H untuk wilayah Indonesia akan dimulai pada saat Matahari terbenam (Maghrib) tanggal 18 Agustus 2012. Dalam kalimat lain, Hari Raya Idul Fitri 1433 H kemungkinan besar bertepatan dengan tanggal 19 Agustus 2012.
Namun demikian, keputusan akhir dimulainya awal bulan Syawal 1433 H untuk wilayah Indonesia akan ditentukan dari hasil pengamatan nyata Rukyatul Hilal di lapangan, sebab pengamatan Hilal sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, kondisi atmosfer, dan pengaruh polusi udara.
No comments:
Post a Comment