Monday, October 19, 2009

Ayat-ayat Gempa Tuk Gathuk

Beberapa saat setelah gempa di Sumatera Barat terjadi tanggal 30 September 2009 yang lalu, beredar pesan pendek tentang 'kecocokan' ayat alQuran, surat 17 ayat 16 yang terjemahannya sebagai berikut:

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

Ayat Quran ini oleh sebagian umat Islam dianggap bertepatan dengan waktu terjadinya gempa, yang dikatakan, menurut pesan pendek yang beredar tersebut, terjadi tepat pada pukul 17.16 waktu Indonesia bagian barat.

Sebagian orang menerima pesan pendek itu dengan takjub, seolah membuktikan bahwa alQuran, kitab suci umat Islam, terbukti kebenarannya.

Alhamdulillah, saya sendiri tidak sempat menerima kiriman pesan pendek yang dimaksud. Semoga ini menjadi bukti nyata bahwa sebagian besar umat Islam di Indonesia tidak begitu saja menerima dan menyebarkan pesan-pesan semacam ini.

Jika merujuk mesin pencari Google dengan memasukkan permintaan 'ayat-ayat gempa sumatera barat', banyak ditemui berbagai artikel berkaitan dengan masalah ini. Mungkin juga salah satunya artikel yang saya tulis ini.

Saya sendiri Muslim. Bagi saya, isi pesan pendek tersebut sangat disayangkan dikirim oleh umat Islam. Sesungguhnya membuktikan kebenaran alQuran sebagai wahyu dari Allah tidak dilakukan dengan cara demikian. Membuktikan kebenaran Quran dengan menunjukkan kejadian yang 'kebetulan' cocok dengan ayat-ayat tertentu justru menunjukkan bahwa alQuran adalah kitab kebetulan, bukan kitab yang berisi dengan kebenaran sejati. Saya merasa perlu menuliskan beberapa hal yang semoga menghindarkan cara berpikir yang tidak sepantasnya dalam memahami alQuran.

  1. Penomoran ayat alQuran dilakukan pada masa khalifah, setelah nabi Muhammad wafat. Masing-masing ayat turun dalam urutan kronologis yang belum tentu sesuai dengan waktu pukul 17.16.
  2. Jika kejadian bencana alam memang benar kebetulan cocok dengan ayat-ayat yang tercantum di dalam alQuran, mengapa kita tidak melakukan antisipasi sebelumnya? Bukankah kalau memang benar ada kecocokan, seharusnya kita sudah mengetahui bahwa pada pukul 17.16 akan terjadi musibah?
  3. Bagaimana dengan ayat-ayat dalam alQuran yang bernomor lebih daripada 59? Apakah mereka tidak memiliki kecocokan dengan kejadian dan peristiwa yang terjadi? Atau, apakah mereka sama sekali tidak ada gunanya?
  4. Jika memang benar ada kecocokan, harusnya akan lebih hebat jika umat Islam dapat memberikan peringatan kepada dunia, bahwa pada pukul sekian menit sekian akan terjadi musibah bencana. Mengapa tidak ada peringatan semacam ini sama sekali dari umat Islam sebelum gempa terjadi?
  5. Dikatakan dalam pesan pendek itu ayat surat 17 ayat ke-16 cocok dengan waktu kejadian. Mengapa yang dijadikan patokan adalah waktu Indonesia bagian barat? Mengapa tidak digunakan waktu GMT atau waktu Mekkah? Mengapa tidak diperhatikan surat 10 ayat 16 atau surat 13 ayat 16?
  6. Jika diperhatikan isi ayatnya, apakah kita tidak menyakiti perasaan orang asli Sumatera Barat? Apakah dengan isi ayat yang demikian berarti orang Sumatera Barat adalah orang yang paling banyak durhaka sehingga merekalah yang layak terkena azab gempa? Sungguh naif pemikiran semacam ini.
  7. AlQuran itu sepatutnya dipahami secara keseluruhan. Jangan hanya dipahami satu ayat, sementara ayat-ayat lain diabaikan. Nomor ayat yang 'kebetulan' cocok dengan waktu kejadian cenderung menggiring alam pikiran kepada takhayul, yang justru tidak disukai dalam Islam.
Sumber rujukan:
1. e-quran, http://e-quran.sourceforge.net/chapter/017.html

No comments:

Post a Comment