Saya bukan pecinta Sinetron. Alasannya sederhana, karena ketika sinetron sedang ditayangkan, saya lebih sering berada dalam perjalanan pulang.
Alasan lainnya karena sinetron Indonesia sudah keterlaluan memutar logika berpikir.
Salah satu contohnya sinetron dengan judul "Melati untuk Marvel". Tempo hari saya sempat melihat salah satu tayangan episode sinetron ini, dan ternyata alur ceritanya sudah sungguh di luar nalar. Tokoh utama sengaja dimatikan oleh sutradara, lalu dihidupkan kembali.
Nalar berpikir televisi yang menayangkan sinetron semacam ini pun jadi dipertanyakan. Kalau sinetron dengan alur cerita seperti itu masih dipertahankan dengan memelintir jalan cerita sedemikian rupa, dengan alasan menaikkan rating, apakah betul bahwa para penikmat sinetron masih bertahan mengikuti alur cerita yang dipaksakan?
Kalau ternyata hasil survey menunjukkan tingkat rating sinetron "Melati untuk Marvel" masih tinggi, ada dua kemungkinan. Pertama, metode survey dan lembaga yang melaksanakan survey pasti pembohong besar. Kedua, pengelola stasiun televisi yang bersangkutan sudah terlalu bodoh untuk ukuran orang Indonesia.
My comments and thoughts on technology, education, creative thinking, long-life learning.
Thursday, September 03, 2009
Tuesday, August 18, 2009
Jam Analog
Pada ulang tahunku di tahun 2009 kali ini, sahabatku Wisnu memberi hadiah sebuah jam tangan analog. Di muka jam tangan itu tertera angka tanggal yang menempati posisi pukul tiga. Angka tanggal ini berganti setiap kali waktu menunjukkan pukul 12 malam. Angka-angka tanggal yang tertera seluruhnya ada 31, sesuai dengan jumlah hari terbanyak dalam sebuah bulan Masehi.
Pada pergantian bulan, ketika angka di kalender dinding menunjukkan tanggal 1 bulan berikutnya, aku tidak mengoreksi angka tanggal yang tertera pada jamku. Kubiarkan angka di jam putihku menunjuk angka 31, yang seharusnya kumajukan satu hari sehingga sama dengan tanggal 1.
Hal ini terus kulakukan setiap kali pergantian bulan. Maksudnya, aku tidak melakukan koreksi setiap kali seharusnya aku memajukan angka tanggal di jamku. Demikianlah, ketika bulan kedua setelah bulan ulang tahunku tiba, angka tanggal di jamku masih meleset satu hari. Di bulan ketiga, masih meleset satu hari juga. Bulan keempat, meleset semakin jauh, dua hari.
Begitu seterusnya.
Pada bulan apakah aku berulang tahun?
Pada bulan dan tahun berapakah angka tanggal pada jam analog pemberian Wisnu kembail menunjukkan angka yang sama dengan angka tanggal di kalender?
Catatan: Gambar diambil dari http://www.qualitylogoproducts.com/tradeshow-promotions/cambridge-analog-watch.htm
Pada pergantian bulan, ketika angka di kalender dinding menunjukkan tanggal 1 bulan berikutnya, aku tidak mengoreksi angka tanggal yang tertera pada jamku. Kubiarkan angka di jam putihku menunjuk angka 31, yang seharusnya kumajukan satu hari sehingga sama dengan tanggal 1.
Hal ini terus kulakukan setiap kali pergantian bulan. Maksudnya, aku tidak melakukan koreksi setiap kali seharusnya aku memajukan angka tanggal di jamku. Demikianlah, ketika bulan kedua setelah bulan ulang tahunku tiba, angka tanggal di jamku masih meleset satu hari. Di bulan ketiga, masih meleset satu hari juga. Bulan keempat, meleset semakin jauh, dua hari.
Begitu seterusnya.
Pada bulan apakah aku berulang tahun?
Pada bulan dan tahun berapakah angka tanggal pada jam analog pemberian Wisnu kembail menunjukkan angka yang sama dengan angka tanggal di kalender?
Catatan: Gambar diambil dari http://www.qualitylogoproducts.com/tradeshow-promotions/cambridge-analog-watch.htm
Tuesday, July 07, 2009
Bolong di IE, FaceBook tak muncul di Firefox
Sore hari waktu Indonesia bagian Barat (GMT+0700), situs detik.com mewartakan satu artikel tentang bolongnya keamanan sistem operasi WindowsXP. Celah keamanan ini terutama akan terbuka kalau pengguna Windows XP menjalankan browser Internet Explorer versi 6 atau versi 7. Dalam artikel di detik, disebutkan resiko keamanan ini terjadi ketika browser IE diarahkan ke situs yang sudah tercermar oleh malware. Anehnya, per sore hari WIB, situs facebook tak muncul kalau diakses menggunakan Firefox.
Apakah ini termasuk cara si malware untuk memaksa pengguna WindowsXP menggunakan IE?
Monday, July 06, 2009
von Neumann Architecture
Komputer modern yang umum digunakan sekarang ini, termasuk (kemungkinan besar) komputer yang anda gunakan untuk membaca tulisan ini, dibangun berdasarkan ide yang diajukan oleh seorang pemikir besar bernama John von Neumann. Dia, bersama beberapa tokoh lain, dianggap sebagai the founding fathers dari Ilmu Komputer. Tanpa kontribusi pemikiran beliau, kita tak akan mengenal yang namanya internet, Black Berry, atau Hot Spot.
Sebuah komputer, menurut von Neumann, terdiri atas tiga komponen utama. Ketiga komponen ini disusun sedemikian rupa dalam sebuah susunan yang dikenal dengan nama Arsitektur von Neumann. Ketiga komponen tersebut adalah:
- Processing Unit
- Memory
- I/O device
Ketiga komponen tersebut disusun sehingga komponen Memory terletak di antara Processing Unit dan I/O device. Setiap komputer modern yang digunakan saat ini, harus memiliki ketiga komponen tersebut. Jika salah satu komponen tidak ada, maka komputer tidak dapat digunakan.
Processing Unit tidak lain adalah perangkat keras yang sering kita kenal sehari-hari dengan istilah CPU atau Prosesor. Mereknya macam-macam, yang sering kita dengar antara lain Intel, AMD, Motorola. Beberapa perusahaan lain juga membuat prosesor khusus, seperti prosesor-prosesor yang digunakan dalam perangkat bergerak (mobile devices) seperti telepon genggam dan, yang terkenal sekarang ini, BlackBerry.
Ya, telepon genggam sebetulnya adalah komputer juga, dan menggunakan arsitektur von Neumann.
Tanpa CPU, kita tak bisa menggunakan komputer. Kita katakan CPU adalah 'otak' komputer. Tanpa 'otak' fungsi-fungsi komputer tentu saja tak akan berjalan, seperti manusia tanpa kepala.
I/O devices memiliki bentuk bermacam-macam. Sifatnya juga ada yang wajib dan ada yang merupakan tambahan. Perangkat masukan-luaran yang umum kita temui sekarang adalah papan bidai (keyboard), tetikus (mouse), dan layar monitor. Ketiga perangkat ini wajib ada. Tanpa mereka, walaupun komputer sudah dilengkapi CPU dan memori, tak ada yang bisa kita lakukan.
Bayangkan jika anda punya komputer, lengkap dengan papan bidai dan tetikus, tapi layar monitornya tak ada. Atau layar monitornya ada, tapi papan bidainya rusak. Tetikus mungkin tidak terlalu penting, tapi kebanyakan sistem operasi sekarang membuat tetikus sebagai sebuah perangkat masukan-luaran yang cenderung menjadi wajib sifatnya.
Perangkat masukan-luaran yang lain sifatnya pilihan (optional), artinya boleh ada boleh juga tidak ada. Kalau ada lebih bagus.
Bayangkan kalau anda punya komputer baru, sudah terpasang dengan sistem operasi dengan tampilan bagus, tapi tak bisa ditambah dengan perangkat lunak baru karena tidak punya CDROM drive. Mungkin anda masih punya pilihan untuk mengunduh perangkat lunak yang anda perlukan melalui internet. Jika begitu halnya, perangkat masukan-luaran seperti WiFi dan modem CDMA menjadi wajib.
Perangkat yang lain seperti pencetak (printer), boleh ada boleh tidak. Tentu lebih bagus jika anda memiliki satu buah alat pencetak, supaya apa-apa yang anda kreasikan dengan komputer dapat dilihat hasilnya. Kalau membeli alat pencetak terlalu mahal, mungkin anda bisa pinjam atau menyewa di warnet.
Komponen ketiga, Memory, juga tak kalah penting. Seperti saya tulis tadi, komponen ini merupakan komponen yang menghubungkan antara Processing Unit dengan I/O Device. Memory dapat dilihat sebagai sebuah rangkaian cell yang bersebelahan satu sama lain (contiguous). Setiap cell dapat menampung sejumlah informasi, biasanya dihitung dalam satuan byte. Satu byte tersusun atas delapan (8) digit informasi biner. Sejatinya, di dalam memory komputer, informasi biner ini mewujud dalam bentuk aliran arus listrik.
Peran penting Memory dapat terlihat ketika sebuah program dijalankan di dalam komputer. Sebuah program, dalam pandangan von Neumann, hanya dapat dijalankan jika program tersebut ada di dalam memory (RAM). Siapa yang menjalankannya? CPU.
CPU komputer manapun, dari waktu ke waktu hanya melakukan tiga operasi dasar dan sederhana:
- Fetch
- Decode
- Execute
Ketika CPU melakukan operasi fetch, satu byte instruksi dari memory disalin ke Arithmetic Logical Unit (ALU). Setelah itu CPU melakukan operasi decode, yaitu menginterpretasikan jenis operasi apa yang terkandung di dalam instruksi tersebut. Setelah mengetahui jenis instruksinya, CPU kemudian meng-execute instruksi tersebut.
Selesai melakukan operasi execute, CPU kembali ke siklus fetch, namun kali ini CPU mengambil instruksi berikutnya dari memory. Proses ini terjadi berulang kali terus menerus selama komputer belum dimatikan.
Seringkali ketika kita membeli komputer baru, terdapat informasi kecepatan prosesor komputer tersebut, misalnya 2,6GHz. Nilai ini menunjukkan bahwa prosesor tersebut mampu melakukan siklus fetch-decode-execute sebanyak 2,6 milyar kali dalam satu detik.
Setiap merek CPU memiliki jenis instruksinya masing-masing, yang disebut sebagai instruction set, sering disebut juga dengan bahasa mesin (machine language). Instruction set prosesor Intel tidak sama dengan instruction set prosesor Motorola.
Dalam tulisan selanjutnya akan saya bahas sebuah contoh instruction set yang digunakan oleh sebuah komputer 'mainan'. Instruction set ini disebut dengan bahasa SML.
Tuesday, June 23, 2009
Wednesday, June 17, 2009
Kemampuan Merawat dan Tingkat Pendidikan
Belum sampai satu bulan diresmikan, jembatan Suramadu sudah menjadi korban vandalisme bangsa sendiri. Sedih deh ngedengernya.
Capek-capek dibikin, diperjuangin dari tahun 60-an, demi kepentingan mereka sendiri. Begitu jembatannya jadi, malah di-preteli. Bukannya terima kasih, malah ngerusak hadiah yang diberikan buat mereka. Gimana coba cara mereka mikirnya?
Bukan hanya jembatan Suramadu aja kasusnya. Di Jabodetabek, coba lihat KRL dan angkutan umum lainnya. Dapat hibah bis dan kereta dari Jepang dalam kondisi yang masih baik, setahun kemudian udah berdebu dan banyak yang nggak berfungsi dengan baik.
Gimana kita bisa bikin fasilitas umum karya sendiri, kalo ngerawat yang udah ada aja nggak bisa?
Monday, June 15, 2009
Important Words
Suppose you are given a bunch of texts. They can be as small as one short sentence, a simple paragraph, or a complex document. From these texts, you were asked to determine the most important words representing each text. What is your strategy?
One simple way to answer this problem is to calculate the occurrence of all words in each text. The words that has high number of occurrence can be safely assumed to be the most important ones.
Another approach is to consider the first and the last sentence of each paragraph. This strategy is applicable to texts that at least has one paragraph. We know that most people write the main idea of paragraph in the first sentence, or sometimes in the last sentence. So it is worth considering these two positions in a paragraph.
You have to know how to identify what character starts and ends a sentence though. For example, most sentence ends by a period, like this sentence. But sometimes, period is used to denote abbreviations as well, as in "Ph.D.", or "Washington, D.C.". Your algorithm has to take into consideration of these appearance of periods in the middle of a sentence.
Another approach I can think of right now, is to throw out the stop words. These are words that has no important meaning, they support the whole sentence as a connector in complex sentence, such as "and", "or". State it in other words, stop words are the words which if you dropped them from a sentence, you can still get the meaning of the sentence. Try this example:
One simple way to answer this problem is to calculate the occurrence of all words in each text. The words that has high number of occurrence can be safely assumed to be the most important ones.
Another approach is to consider the first and the last sentence of each paragraph. This strategy is applicable to texts that at least has one paragraph. We know that most people write the main idea of paragraph in the first sentence, or sometimes in the last sentence. So it is worth considering these two positions in a paragraph.
You have to know how to identify what character starts and ends a sentence though. For example, most sentence ends by a period, like this sentence. But sometimes, period is used to denote abbreviations as well, as in "Ph.D.", or "Washington, D.C.". Your algorithm has to take into consideration of these appearance of periods in the middle of a sentence.
Another approach I can think of right now, is to throw out the stop words. These are words that has no important meaning, they support the whole sentence as a connector in complex sentence, such as "and", "or". State it in other words, stop words are the words which if you dropped them from a sentence, you can still get the meaning of the sentence. Try this example:
I was going to market with my wife yesterday, and we bought a kilo of apple.
If we drop "was", "to", "with", "and", "a", "of" from that sentence, we can still get what I want to say:
I going market my wife yesterday, we bought kilo apple.
Using this approach, your algorithm should be able to identify which words belong to stop words.
Any other ideas?
Any other ideas?
Subscribe to:
Posts (Atom)