Thursday, September 03, 2009

Melati untuk Marvel, Mati untuk Sinetron Indonesia

Saya bukan pecinta Sinetron. Alasannya sederhana, karena ketika sinetron sedang ditayangkan, saya lebih sering berada dalam perjalanan pulang.

Alasan lainnya karena sinetron Indonesia sudah keterlaluan memutar logika berpikir.

Salah satu contohnya sinetron dengan judul "Melati untuk Marvel". Tempo hari saya sempat melihat salah satu tayangan episode sinetron ini, dan ternyata alur ceritanya sudah sungguh di luar nalar. Tokoh utama sengaja dimatikan oleh sutradara, lalu dihidupkan kembali.

Nalar berpikir televisi yang menayangkan sinetron semacam ini pun jadi dipertanyakan. Kalau sinetron dengan alur cerita seperti itu masih dipertahankan dengan memelintir jalan cerita sedemikian rupa, dengan alasan menaikkan rating, apakah betul bahwa para penikmat sinetron masih bertahan mengikuti alur cerita yang dipaksakan?

Kalau ternyata hasil survey menunjukkan tingkat rating sinetron "Melati untuk Marvel" masih tinggi, ada dua kemungkinan. Pertama, metode survey dan lembaga yang melaksanakan survey pasti pembohong besar. Kedua, pengelola stasiun televisi yang bersangkutan sudah terlalu bodoh untuk ukuran orang Indonesia.

No comments:

Post a Comment